Ilmu ekonomi merupakan cabang ilmu sosial yang mempelajari berbagai perilaku pelaku ekonomi terhadap keputusan-keputusan ekonomi yang dibuat. Ilmu ini diperlukan sebagai kerangka berpikir untuk dapat melakukan pilihan terhadap berbagai sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas.
Pasar Usaha dan Bisnis
Belajar dan berbagi informasi seputar dunia usaha, investasi, pemasaran dan bisnis online
11/09/2015
7/21/2014
Persaingan Usaha/Bisnis
Dalam pelaksanaan suatu usaha atau bisnis kita akan menemui adanya persaingan antar pelaku usaha atau bisnis yang ada. Menurut Kotler (1979) ada
empat tingkat persaingan, yaitu:
12/19/2011
Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
Pemasaran adalah sebuah proses sosial dan
manajerial dimana individu-individu dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan
produk dan jasa serta nilai satu sama lain.
Beberapa istilah yang mungkin akan sering kita temui dalam pemasaran antara lain:
- Kebutuhan manusia (human need) : keadaan dimana seseorang merasa kehilangan sesuatu
- Keinginan manusia (human wants): pola kebutuhan manusia yang dibentuk oleh kebudayaan dan kepribadian individu.
- Permintaan : keinginan manusia yang didukung daya beli.
- Produk : segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau di-konsumsi dan yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan, meliputi obyek-obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan ide.
- Pertukaran : tindakan untuk memperoleh obyek yang diingin-kan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
- Transaksi : perdagangan antara dua pihak yang melibatkan setidaknya dua benda/hal yang bernilai, syarat-syarat yang disepakati, waktu berlakunya per-janjian dan tempat perjanjian.
- Pasar : himpunan para pembeli aktual dan potensial dari suatu produk .
- Pemasaran : bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran demi menawarkan kebutuhan dan keinginan manusia.
Manajemen
Pemasaran adalah analisis perencanaan, implementasi dan pengendalian atas
program-program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan menjaga
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasional.
Ada 5 (lima) konsep pemasaran yang dilakukan organisasi untuk menjalankan pemasaran mereka:
1. Konsep Produksi: Falsafah yang menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang tersedia dan selaras dengan kemampuan, dan manajemen sebaiknya memusatkan perhatian pada peningkatan efisiensi produksi dan distribusi.
2. Konsep Produk: Gagasan
bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan mutu, kinerja dan
penampilan terbaik dan bahwa suatu organisasi sebaiknya mencurahkan tenaganya
untuk melakukan perbaikan produk secara berkesinambungan.
3. Konsep Penjualan:
Gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup produk perusahaan, kecuali jika
perusahaan tersebut melakukan upaya-upaya penjualan dan promosi yang gencar.
4. Konsep Pemasaran: Falsafah manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan-tujuan organisasional bergantung pada penetapan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih efisien dibandingkan dengan pesaing.
5. Konsep Pemasaran
Kemasyarakatan: Gagasan bahwa organisasi sebaiknya menentukan kebutuhan
keinginan dan minat dari pasar sasaran dan mengirimkan kepuasan yang diinginkan
secara lebih efektif dan lebih efisien dari pada pesaing sedemikian rupa
sehingga mampu memelihara atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan
masyarakat.
Dalam
memasarkan produk-produknya produsen selalu akan menentukan pasar sasarannya
agar produk yang dijual dapat terserap pasar. Untuk hal tersebut maka perlu
ditentukan terlebih dahulu segmennya. Mereka mengidentifikasi dan membedakan
kelompok-kelompok pembeli yang mungkin lebih menyukai atau memerlukan berbagai
produk dan bauran pasar. Segmen pasar dapat diindentifikasikan dengan memeriksa
perbedaan-perbedaan:
- Demografis
- Demografis
- Psikografis
- Perilaku
dikalangan pembeli
BAURAN PEMASARAN
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran. McCharty mengklasifikasikan bauran pemasaran menjadi 4 Kelompok:
- Product (produk)
- Price (harga)
- Place (tempat)
- Promotion (promosi)
Manajemen Sumber Daya Manusia
Fokus utama manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi. Kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan memastikan aktivitas SDM mendukung usaha organisasi yang terfokus pada produktivitas, pelayanan dan kualitas.
Produktivitas. Diukur dari jumlah output per tenaga kerja, peningkatan tanpa henti pada produktivitas telah menjadi kompetisi global. Produktivitas tenaga kerja di sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh usaha, program dan sistem manajemen.
Kualitas. Kualitas suatu barang/jasa akan sangat mempengaruhi kesuksesan jangka panjang suatu organisasi.Bila suatu organisasi memiliki reputasi sebagai penyedia barang/jasa yang kualitasnya buruk, perkembangan dan kinerja organisasi tersebut akan berkurang.
Pelayanan. SDM sering kali terlibat pada proses produksi barang/jasa. Manajemen SDM harus disertakan pada saat merancang proses tersebut. Pemecahan masalah harus melibatkan semua karyawan, tidak hanya manajer, karena sering kali membutuhkan perubahan pada budaya perusahaan, gaya kepemimpinan dan kebijakan SDM.
Untuk mencapai sasaran tersebut, manajemen SDM haruslah terdiri dari aktivitas-aktivitas yang saling berkaitan. Aktivitas SDM adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan dan Analisis SDM
Aktivitas
perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi
pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas analisis dan
penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari menjaga
daya saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat waktu yang didapatkan
dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) sangat dibutuhkan untuk
menunjang aktivitas ini.
2. Kesetaraan Kesempatan Bekerja
Kepatuhan
pda hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja (Equal Employment
Opportunity - EEO) mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi bagian yang
tidak terpisahkan dari manajemen SDM. Contohnya, perencanaan SDM harus
memastikan sumber tenaga kerja yang bervariasi untuk memenuhi jumlah tenaga
kerja yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Selain itu, pada
saat perekrutan, seleksi dan pelatihan, semua manajer harus mengerti peraturan
ini.
3. Perekrutan/Staffing
Sasaran
perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga
kerja, analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan.
Dari sini, uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job
spesification), dapat dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi
sangatlah menekankan pada pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan
(qualified) untuk mengisi lowongan pekerjaan.
4. Pengembangan SDM
Pekerjaan
pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang
berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua
tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk
menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career
Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang
di suatu organisasi.
5. Kompensasi dan Keuntungan
Kompensasi
diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti pembayaran
(pay), insentif (incentive), dan keuntungan (benefits). Perusahaan harus
mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Program insentif
seperti pembagian keuntungan dan penghargaan atas produktivitas semakin banyak
dilakukan. Peningkatan biaya pada keuntungan, contohnya pada keuntungan
pemeliharaan kesehatan, selalu menjadi isu penting.
6. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
6. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
Kesehatan
dan keselamatan fisik serta mental tenaga kerja adalah hal yang utama.
Occupational Safety and Health Act (OSHA) atau Undang-Undang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas isu kesehatan dan
keselamatan. Pertimbangan tradisional atas keselamatan kerja terfokus pada
mengurangi atau menghapuskan kecelakaan kerja. Pertimbangan lain adalah pada
isu kesehatan yang timbul pada lingkungan kerja yang berbahaya seperti resiko
terkena bahan kimia atau teknologi baru. Keamanan tempat kerja juga semakin
penting karena kekerasasn tidak jarang terjadi di sini.
7. Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh / Manajemen
Hak-hak
tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak ada serikat
tenaga kerja. Komunikasi dan pembaharuan kebijakan dan peraturan SDM sangat
penting untuk dikembangkan sehingga manajer dan tenaga kerja tahu apa yang
diharapkan dari mereka.
Sumber:
Robert L. Mathis,
John H.Jackson,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Thomson Learning, 2001
William B.
Werther Jr, Keith Davis, “Human Resources and Personnel Management”, McGraw
Hill, 1996.
12/18/2011
Merintis Usaha Baru
Seseorang yang baru memasuki dunia usaha (business) harus berjiwa
wirausaha. Wirausaha adalah seseorang yang mengorganisir, mengelola, dan
memiliki keberanian menghadapi risiko. Sebagai pengelola dan pemilik usaha
(business owner manager) atau pelaksana usaha kecil (small business operator),
ia harus memiliki kecakapan untuk bekerja, berkemampuan mengorganisir, kreatif,
dan lebih menyukai tantangan.
Merintis usaha baru dapat dilakukan dengan cara membentuk dan mendirikan usaha baru menggunakan modal, ide, organisasi serta manajemen yang dirancang sendiri. Ditinjau dari bentuknya dapat berupa:
(a) Perusahaan milik sendiri (sole proprietorship), yaitu bentuk
usaha yg dimiliki dan dikelola sendiri oleh seseorang.
(b) Persekutuan (partnership), yaitu
suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara bersama sama menjalankan
usaha bersama dan
(c) Perusahaan berbadan hukum, yaitu perusahaan yg didirikan atas
dasar badan hukum dengan modal berupa saham2.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan bisnis sendiri :
1. Mantapkan keinginan untuk berbisnis sendiri.
2. Mulailah dengan membuat komitmen untuk menjadi seorang pengusaha kecil/menengah
3. Lakukan penelitian tentang industri dan pasar dari produk yang akan dibisniskan.
4. Punya keahlian tertentu.
5. Memahami sifat dasar bisnis yang akan dipilih
6. Lihat ruang lingkup secara keseluruhan dari bisnis yang dipilih dan kaji peluang pasar saat ini dan mendat
7. Bentuk usaha dan bentuk kepemilikan yg akan dipilih
Menurut hasil survei yang dilakukan oleh Peggy Lambing (2000:90) hampir setengah atau 43 persen responden (wirausaha) menggunakan sumber ide bisnisnya dari pengalaman yang diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional lainnya. Mereka mengetahui cara-cara mengoperasikan perusahaan dari pengalaman tersebut. Sebanyak 15 persen lagi dari responden dengan mencobanya dan mereka merasa mampu dengan lebih baik. Sebanyak 1 dari 10 responden (11 persen) dari wirausaha yang disurvai mengungkapkan memulai usaha untuk mencari peluang pasar. Sedangkan sebanyak 46 persen lagi dikarenakan hoby.
Sumber:
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/99012-8-806776674225.doc
12/14/2011
Kewirausahaan dalam Bisnis
Kewirausahaan merupakan aspek
yang sangat penting tidak hanya bagi pelaksananan suatu kegiatan usaha (bisnis)
tetapi juga dalam menghadapi berbagai kegiatan kehidupan sehari-hari.
Kewirausahaan mencerminkan kualitas dan kemampuan seseorang dalam menghadapi
tantangan dan resiko, memanfaatkan peluang, dan mencapai keberhasilan.
Kewirausahaan itu sendiri
bukanlah jaminan bagi keberhasilan suatu kegiatan (bisnis), namun sering kali
memjadi prasyarat yang harus dipenuhi. Kewirausahaan merupakan pandangan dan
kemampuan seseorang dalam menghadapi lingkungannya. Bagaimana seseorang
memandang suatu kejadian, mengambil keputusan atas dasar pandangan tersebut,
bertindak mewujudkan keputusannya, dan menerima konsekwensi dari tindakan tadi
sebagai bagian dari proses penghimpunan pengetahuan dan ketrampilan.
Wirausaha (entrepreneur) adalah individu yang memiliki pengendalian tertentu
terhadap alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak daripada yang dapat
dikonsumsinya atau dijual atau ditukarkan agar memperoleh pendapatan. Entrepreneur adalah ahlinya mengambilresiko dan bagaimana menghasilkan kombinasi baru dengan cara memperkenalkan
produk-produk atau proses-proses atau mengantisipasi pasar ekspor atau
mengkreasikan tipe organisasi baru.
Tuntutan atas peran dan fungsi wirausaha dikaitkan dengan lingkungan dimana wirausaha tersebut berada. Pada tahap awal pengembangan kegiatan dibutuhkan wirausaha inovatif. Wirausaha inovatif adalah mereka yang mampu “menciptakan” sesuatu yang “baru” berdasarkan peluang atau juga hambatan dan ancaman yang dihadapi. Sesuatu yang “baru” yang juga “diciptakan” tersebut sering kali justru hanyalah sesuatu yang sudah lazim dan dikenal oleh banyak orang tetapi tidak atau belum dikembangkan sebagai suatu kegiatan yang bermakna bagi orang banyak.
Pada tahap selanjutnya dibutuhkan wirausaha arbitrase. Wirausaha ini mengembangkan inovasi baru menjadi sesuatu yang dapat berkesinambungan. Para wirausaha arbitrase dituntut untuk dapat mengulang keber-”ada”-an kegiatan yang telah dihasilkan sebelumnya, berdasarkan manfaat yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya. Pertimbangan keuntungan menjadi dasar keberhasilan dalam tahap ini. Pada tahap akhir dibutuhkan wirausaha manajerial yang harus dapat mengembangkan keuntungan kegiatan yang telah dilakukan secara optimal, sekaligus mengembangkannya lebih lanjut (ekspansi). Dalam hal ini aspek efisiensi dan pengembangan usaha sering menjadi indikator keberhasilannya.
Sifat-sifat terpenting dari wirausaha dikenal dengan Ten-D :
- Dream (mimpi), memiliki visi kedepan dan kemampuan mencapai visi tersebut
- Decisiveness (ketegasan), tidak menagguhkan waktu dan membuat keputusan dengan cepat
- Doers (pelaku), melaksanakan secepat mungkin.
- Deternination (ketetapan hati), komitmen lokal, pantang menyerah.
- Dedication (dedikasi), berdedikasi total, tak kenal lelah
- Devotion (kesetiaan), mencintai apa yang dikerjakan
- Details (terperinci), menguasai rincian yang bersifat kritis
- Destiny (nasib), bertanggung jawab atas nasib sendiri
- Dollars (uang), kaya bukan motivator utama, uang lebih berarti sebagai ukuran kesuksesan
- Distribute (distribusi), mendistribusikan kepemilikan usahanya kepada karyawan kunci yang merupakan faktor penting bagi kesuksesan usahanya.
Jadi di dalam kewirausahaan sangat ditentukan oleh segi kemampuan pengusaha sebagai mandiri, namun demikian perlu dipahami bahwa ditekankan adanya faktor kerja sama dan keterkaitan antar unit maupun dengan wirausahawan yang lain. Oleh karena itu tidaklah tepat seorang pengusaha menutup diri dari komunitasnya, tetapi harus dapat menciptakan masyarakat yang dinamis, harmonis dan serasi.
12/12/2011
Kerangka Utama dalam Periklanan
Hall (1992) dan
O’Malley (1991) mengemukakan bahwa ada empat kerangka periklanan.
1. Kerangka Penjualan.
Kerangka ini didasarkan pada premis bahwa tingkat penjualan adalah
satu-satunya faktor yang patut dipertimbangkan ketika mengukur efektivitas
kampanye iklan. Pandangan ini menyatakan bahwa semua kegiatan periklanan yang
pada akhirnya bertujuan pada pergeseran produk
akan menghasilkan penjualan. Iklan dianggap berdampak langsung
pada penjualan jangka pendek. Efek ini dapat diukur dan, sementara hasil lainnya
dianggap juga hasil dari iklan, disini faktor yang dianggap penting hanya
penjualan. Dalam penjualan sendiri perlu diketahui apakah efek sebenarnya dari
iklan dapat dirasakan.
2. Kerangka persuasi.
Kerangka kedua
mengasumsikan iklan untuk bekerja karena ia mampu bekerja seperti halnya mampu
melakukan persuasi. Persuasi dipengaruhi oleh pembeli yang secara bertahap
bergerak melalui sejumlah langkah sekuensial. Model hirearki efek ini mengasumsikan bahwa pengambilan keputusan
pembeli adalah rasional dan dapat diprediksi secara akurat. Model ini memiliki
sejumlah kelemahan dan tidak lagi digunakan sebagai dasar untuk merancang
iklan, meskipun sempat memiliki popularitas besar di tahun 1960-an dan 1970-an.
3. Kerangka keterlibatan
Iklan yang berdasarkan keterlibatan dilakukan dengan melibatkan anggota kelompok sasaran dalam iklan. Keterlibatan sasaran dengan produk terjadi sebagai konsekuensi dari keterlibatan dalam iklan.
Iklan yang berdasarkan keterlibatan dilakukan dengan melibatkan anggota kelompok sasaran dalam iklan. Keterlibatan sasaran dengan produk terjadi sebagai konsekuensi dari keterlibatan dalam iklan.
4. Kerangka arti-penting.
Model arti-penting didasarkan pada premis bahwa iklan bekerja dari luar, dengan membuatnya menjadi sangat berbeda dari semua iklan lain dalam kelas produk yang sama. Misalnya operator layanan selular ’Orange’ selalu membedakan diri dengan presentasi yang sangat cerah dengan warna jingga mencolok dalam logonya dan gambar yang sangat menarik digunakan untuk menyampaikan beberapa hal. Misalnya: gambar telinga binatang yang berdiri tegak untuk menggambarkan bahwa semua fasilitas atau kemudahan yang diperoleh adalah gratis.
Model arti-penting didasarkan pada premis bahwa iklan bekerja dari luar, dengan membuatnya menjadi sangat berbeda dari semua iklan lain dalam kelas produk yang sama. Misalnya operator layanan selular ’Orange’ selalu membedakan diri dengan presentasi yang sangat cerah dengan warna jingga mencolok dalam logonya dan gambar yang sangat menarik digunakan untuk menyampaikan beberapa hal. Misalnya: gambar telinga binatang yang berdiri tegak untuk menggambarkan bahwa semua fasilitas atau kemudahan yang diperoleh adalah gratis.
12/11/2011
Evaluasi Keputusan Investasi
Dalam
keputusan investasi hanya ada dua alternatif, yaitu menerima atau menolak
usulan investasi. Untuk mendapatkan keputusan investasi yang tepat perlu
dilakukan evaluasi terhadap usulan investasi. Metode untuk mengevaluasi usulan dalam rangka pengambilan keputusan investasi tersebut antara lain:
- Average Rate of Return (ARR) atau
Return on Investment (ROI) merupakan rasio antara laba setelah pajak
terhadap investasi. Metode ARR
mendasarkan pada laba dari akuntansi dan bukannya aliran kas.
- Payback Period (PP). Menunjukkan berapa lama (jangka waktu) yang
disyaratkan untuk pengembalian initial cash invesment (investasi). Atau
rasio antara initial investment dengan net cash flow.
- Internal Rate of Return (IRR).
- Net Present Value. Merupakan tolok ukur keuangan
usaha (investasi yang ditanamkan) agar didapat hasil analisa yang setara
pada tahun sebelum maupun sesudahnya.
- Profitability
Index (Pi). Salah satu tolok ukur yang
memperbandingkan present value kas masuk dengan present value kas keluar
pada penggunaan discount rate tertentu.
12/06/2011
Etika dalam Bisnis dan Kerjasama
Seorang
wirausaha dengan segala kelebihan dan kekurangannya memerlukan kerja sama
dengan pihak lain, yang pada gilirannya tercapai keadaan yang saling menguntungkan (Win-win Solution). Kerja sama yang baik akan tercipta, bila
kerjasama tersebut dilandasi nilai-nilai kerja sama yang disepakati bersama.
Salah satu yang harus diperhatikan dalam masalah kerja sama usaha ini adalah “Etika
Bisnis dalam Bekerja sama”.
John L. Mariotti (1993) mengungkapkan ada 6 dasar etika bisnisyang harus diperhatikan, yaitu:
John L. Mariotti (1993) mengungkapkan ada 6 dasar etika bisnisyang harus diperhatikan, yaitu:
a) Karakter, integritas, dan kejujuran
Setiap orang pada hakekatnya memiliki karakter
yang berbeda antara yang satu dengan yang lain, sehingga karakter menunjukkan
personality atau kepribadian seseorang yang menunjukkan kualitas yang dimiliki
oleh seseorang atau sekelompok komunitas tertentu.
Seorang yang memiliki karakter yang baik, biasanya
memiliki integritas diri yang tinggi. Jadi, yang dimaksud dengan integritas
adalah sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh, sehingga dapat
memancarkan kewibawaan. Oleh karena itu, seseorang yang berintegritas tinggi
biasanya memiliki kejujuran lebih dari mereka yang integritas dirinya kurang.
Dengan demikian, kejujuran menunjukkan ketulusan hati dan sikap dasar yang
dimiliki setiap manusia.
Sudah seharusnya seorang wirausaha memilih mitra
kerja yang selain jujur juga potensial. Ia juga memiliki karakter dan
integritas yang tinggi. Karakter, integritas, dan kejujuran merupakan tiga hal
yang saling terkait atau merupakan satu kesatuan yang membentuk “pribadi
tangguh”. Wachyu Suparyanto (2004) dalam bukunya yang berjudul “Petunjuk Untuk Memulai Berwirausaha” mengatakan “Mitra kerja yang
sempurna adalah yang mempunyai kemampuan dalam berbagai hal melebihi kemampuan
kita serta jujur karena jika kemampuannya sangat tinggi, tapi tidak jujur dia
akan membohongi kita atau dengan kata lain pagar makan tanaman. Di sisi lain
jika mitra kita jujur tetapi kemampuannya rendah, dia akan membuat kita lelah.”
b) Kepercayaan.
Kepercayaan adalah keyakinan atau anggapan bahwa sesuatu
yang dipercaya itu benar atau nyata. Kepercayaan merupakan modal dalam
berbisnis yang tidak muncul begitu saja atau dadakan. Kepercayaan lahir dan
dibangun dari pengalaman. Oleh karena itu, kepercayaan dimunculkan dari proses
yang mungkin dalam waktu singkat, bahkan bisa pula dalam waktu yang lama.
Seorang wirausaha yang akan berkerja sama dengan
pihak atau orang lain akan memilih mitra yang ia percaya, yang telah melalui
proses uji kelayakan sebagai mitra. Proses pengujian ini dapat dilakukan baik melalui
pengamatan maupun membaca track record calon mitra, baik secara langsung maupun
melalui pihak lain yang dipercaya. Sudah selayaknya mitra yang diajak berkerja
sama adalah orang atau pihak yang benar-benar dapat dipercaya, karena sekali
salah memilih mitra maka akan sulit membangun kembali kepercayaan.
c) Komunikasi yang terbuka.
Dikarenakan kerja sama didasarkan atas kepentingan
kedua pihak, maka dalam kerja sama usaha harus ada komunikasi yang terbuka
antara keduanya. Komunikasi kedua pihak penting, mengingat dalam usaha atau
bisnis memerlukan banyak informasi untuk menunjang kepentingan usaha.
Pertukaran informasi dan diskusi kedua pihak mengenai usaha bersama yang
dijalankan tidak mungkin terjadi jika salah satu pihak menutup diri atau kurang
terbuka. Oleh karena itu, komunikasi yang terbuka merupakan salah satu dasar
bermitra yang harus dibangun.
Untuk memahami masalah komunikasi ini, kita harus
mengetahui tentang Kiat mengembangkan Kemampuan Berkomunikasi.
d) A d i l
Telah diungkapkan pada uraian terdahulu bahwa
maksud dan tujuan dari kerja sama adalah “Win-win Solution”, yang bermakna
bahwa dalam kerja sama harus ada keadilan di antara kedua pihak.
Artinya bahwa bila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, maka bukan hanya salah satu pihak saja yang harus menanggung kerugian tersebut, melainkan harus ditanggung bersama. Begitu pula sebaliknya, bila mendapatkan keuntungan, keduanya pun memperoleh keuntungan. Besarnya kerugian dan keuntungan bagian masing masing ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pada awal kontrak kerja sama ditandatangani, yang biasanya didasarkan pada sumbangan masing-masing pihak dalam kerja sama tersebut. Dengan demikian, adil menunjukkan sikap tidak berat sebelah atau menguntungkan/merugikan pihak lain. Adil memang mudah untuk diucapkan, namun berat untuk dilaksanakan oleh manusia karena hanya Tuhan yang maha adil.
e)Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra.
Artinya bahwa bila usaha yang dijalankan mengalami kerugian, maka bukan hanya salah satu pihak saja yang harus menanggung kerugian tersebut, melainkan harus ditanggung bersama. Begitu pula sebaliknya, bila mendapatkan keuntungan, keduanya pun memperoleh keuntungan. Besarnya kerugian dan keuntungan bagian masing masing ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama pada awal kontrak kerja sama ditandatangani, yang biasanya didasarkan pada sumbangan masing-masing pihak dalam kerja sama tersebut. Dengan demikian, adil menunjukkan sikap tidak berat sebelah atau menguntungkan/merugikan pihak lain. Adil memang mudah untuk diucapkan, namun berat untuk dilaksanakan oleh manusia karena hanya Tuhan yang maha adil.
e)Keinginan pribadi dari pihak yang bermitra.
Seorang wirausaha yang melakukan kerjasama usaha
dengan pihak lain memiliki motivasi tertentu, yang dibentuk oleh
keinginan-keinginan tertentu yang akan diraihnya dari kerja sama tersebut.
Dapat dikatakan bahwa hampir tidak ada kerja sama yang tidak didasari
keinginan-keinginan tertentu dari pihak yang bermitra tersebut.
Keinginan-keinginan dari kedua pihak dapat
keinginan yang bersifat ekonomi, seperti keinginan untuk lebih maju dan
berkembang, keinginan memperluas pasar dan sebagainya, maupun keinginan
non-ekonomi, seperti peningkatkan kemampuan dan pengalaman serta pergaulan usaha
yang lebih luas. Keinginan-keinginan tersebut akan menjadi penggerak atau motivator uantuk menjalankan kerja sama secara harmonis.
f)Keseimbangan antara insentif dan resiko.
f)Keseimbangan antara insentif dan resiko.
Sebagaimana dalam aspek “adil’ yang diuraikan
sebelumnya, aspek keseimbangan antara insentif dan resiko dapat pula bermakna
adil. Artinya, dalam berbisnis, pasti akan ada resiko yang harus dipikul
masing-masing pihak dan ada insentif yang diterima masing-masing sebagai hasil
atau dampak dari resiko yang ditanggung tersebut.
Keseimbangan antara insentif dan resiko senantiasa
ada selama kerja sama usaha tersebut ada dan kedua pihak sepakat untuk tetap
mempertahankannya. Bila salah satu pihak sudah tidak sanggup untuk menjalankan
resiko, maka otomatis insentif berupa keuntungan pun tidak akan diraihnya dan
tentu saja ini akan menganggu kontinuitas kerja sama/ usaha yang dilakukan.
12/05/2011
Wirausaha dan Pengambilan Resiko
Wirausaha merupakan pengambil resiko yang sudah
diperhitungkan. Mereka bergairah menghadapi tantangan.
Wirausaha menghindari situasi risiko rendah karena tidak ada tantangannya dan
menjauhi situasi risiko tinggi, karena mereka ingin berhasil. Mereka menyukai
tantangan yang dapat dicapai.
Apakah Situasi Berisiko itu?
Situasi berisiko terjadi jika anda
diminta membuat pilihan antara dua alternatif atau lebih, yang bakal hasilnya
tidak diketahui dan harus dinilai secara obyektif. Situasi ini mengandung
potensi kegagalan dan potensi sukses. Semakin besar kemungkinan kerugian,
semakin besar risikonya.
Kebanyakan
ciri-ciri wirausaha saling berkaitan. Hal ini lebih-lebih berlaku pada perilaku
pengambilan risiko. Beberapa kaitan itu antara lain:
1.
Pengambilan
risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting
dalam mengubah ide menjadi realitas.
2. Pengambilan
risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
3. Pengetahuan
realistik mengenai kemampuan-kemampuan anda sendiri juga penting.
Dalam mengambil keputusan perlu adanya suatu alternatif
yang harus diambil, yaitu alternatif yang “mengandung risiko” atau alternatif
“konservatif” tergantung pada:
- Daya tarik setiap alternatif
- Sejauh mana anda bersedia rugi
- Kemungkinan relatif sukses dan gagal
- Seberapa jauh anda meningkatkan.
Kebanyakan ciri-ciri wirausaha saling berkaitan, antara
lain:
- Pengambilan risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovatif.
- Pengambilan risiko berkaitan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
Pengambilan resiko pribadi merupakan hal yang hakiki
dalam merealisasi potensi anda sendiri sebagai wirausaha. Contohnya: pengambilan risiko dalam hubungan pribadi
dengan istri, teman-teman dan tetangga akan membantu anda memperoleh pengalaman
untuk menilai serta mengambil risiko dan mengelakkan risiko yang kecil ganjaran
potensialnya.
Mengembangkan
Ide-ide Kreatif
Pengambilan risiko dan kreativitas merupakan dua ciri
penting para wirausaha. Dengan berusaha menjadi lebih kreatif, anda juga menjadi
lebih sadar akan ide-ide yang baik, maka anda akan lebih siap mengambil risiko
yang perlu untuk melaksanakan ide-ide anda yang paling produktif.Jangan pernah
memaksakan ide anda pada seseorang. Orang memerlukan waktu sebelum dapat
menerima sesuatu yang baru. Ide yang melibatkan masa depan organisasi
mengandung risiko. Setiap ada resiko biasanya orang agak ragu-ragu.
Untuk mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran-saran berikut mungkin dapat menolong:
• Coba utarakan ide anda kepada isteri atau teman-teman anda.
Untuk mengurangi risiko ditolaknya suatu ide, saran-saran berikut mungkin dapat menolong:
• Coba utarakan ide anda kepada isteri atau teman-teman anda.
• Pilihlah
tempat dan waktu untuk mengemukakan ide anda kepada orang lain.
• Kemukakan ide anda sedikit demi sedikit
• Kemukakan ide anda sedikit demi sedikit
12/04/2011
Resiko Investasi
Resiko suatu suatu usulan investasi didefinisikan sebagai variabilitas kemungkinan-kemungkinan keuntungannya. Situasi-situasi dalam keputusan investasi bisa dibagi dalam tiga kelompok, yaitu situasi kepastian, resiko, dan ketidakpastian. Perbedaannya adalah terletak pada diketahui tidaknya probabilitas kejadian suatu peristiwa. Pada situasi resiko probabilitasnya diketahui, sedangkan pada situasi ketidak pastian probabilitasnya tidak diketahui. Masalah yang akan dibahas disini adalah situasi resiko,walaupun istilah resiko dan ketidakpastian seringkali digunakan dalam artian yang sama.
Hampir semua investasi mengandung unsur resiko, karena yang bisa dilakukan investor adalah memperkirakan beberapa keuntungan yang diharapkan dari investasinya, dan seberapa jauh kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang diharapkan.
Resiko investasi mengandung arti bahwa return diwaktu yang akan datang tidak dapat diketahui tetapi hanya dapat diharapkan/diestimasikan.
- Resiko suku Bunga
- Resiko pasar
- Resiko inflasi
- Resiko bisnis
- Resiko finansial
- Resiko likuiditas
- Resiko nilai tukar mata uang
- Resiko negara
12/01/2011
Pengambilan Keputusan
Membuat keputusan (decision making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang Wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu mengambil suatu keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Di sini seorang Wirausaha harus cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif. Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka panjang atas operasi bisnisnya. Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dan lebih kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa bantuan data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan staf yang berpengalaman.
Keberhasilan seorang Wirausaha di dalam bisnis, tergantung pada kemampuan membuat keputusan yang meningkatkan kemampuan bisnisnya pada masa yang akan datang. Kemampuan membuat keputusan dapat diperoleh dari pengalamannya selama bertahun-tahun. Akan tetapi, dalam prakteknya pasti ada saja kesalahan-kesalahan, yang harus cepat disadari dan diambil tindakan pembetulannya. Dalam perusahaan besar, biasanya pembuatan dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan sebagainya.
Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah. Adapun pedoman atau kunci untuk membuat keputusan adalah sebagai berikut:
Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah. Adapun pedoman atau kunci untuk membuat keputusan adalah sebagai berikut:
- Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
- Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya untuk membuat keputusan.
- Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan
- Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
- Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang besar.
- Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau.
- Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
- Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.
11/29/2011
Iklan dan Pemasaran Produk Pertanian
Salah satu fungsi pemasaran adalah pengiklanan. Akan tetapi dalam pemasaran produk pertanian ada beberapa masalah yang mungkin timbul dalam mengiklankan produk pertanian diantaranya:
1. Pengaruh iklan ternyata tidak terlalu nyata terhadap produk yang diiklankan. Hal ini disebabkan rata-rata sifat produk yang tidak elastis dan adanya substitusi dengan barang lain. Sehingga kadang yang menikmati hasil iklan bukan petani pengiklan tetapi petani lain yang memiliki produk sama dengan yang ada di iklan. Hal ini bisa terjadi sebab produk pertanian dihasilkan oleh banyak petani dan menyebar di berbagai wilayah, ditambah sangat sulit memberi label khusus pada produk yang dihasilkan banyak petani tersebut.
2. Banyak produk hasil pertanian yang harus diproses terlebih dahulu, sehingga identitas produk tersebut hilang. Hal ini akan mempersulit pengiklanan karena produk asal tidak dikenali lagi oleh konsumen.
3. Kualitas produk yang tidak seragam, pengiklanan hanya bisa dilakukan terhadap produk yang berkualitas baik saja.
4.; Produk umumnya merupakan barang yang mudah rusak dan tidak tahan lama, sehingga pengiklanan sulit dilakukan jika sudah mendekati masa kedaluarsa.
5. Sulit untuk memberi label pada produk pertanian. Produk pertanian umumnya tidak bermerek, dan memiliki penampilan yang hampir sama dan diproduksi oleh banyak petani.
6. Produk pertanian kurang memiliki daya tarik emosional, yang bisa dimanfaatkan dalam iklan.
7. Kesulitan memperoleh dana untuk pembuatan iklan yang cukup banyak.
Untuk mengatasi masalah periklanan produk pertanian tersebut, hal – hal yang bisa dilakukan diantaranya:
1. Melakukan iklan produk spesifik, dan identifikasi lokal. Misalnya: apel Batu, salak Bali dll.
2. Iklan dan pemasaran dilakukan dalam kelompok tani secara bersama-sama sehingga lebih bisa mengatur suplai produk di pasar
3. Program iklan dilakukan dalam koordinasi dengan aktifitas pemasaran yang lain.
4. Menjaga kualitas/kesegaran produk sesuai dengan yang diiklankan sehingga tetap segar ketika sampai di konsumen.
5. Menghitung secara cermat, efektifitas iklan terhadap suatu produk sehingga iklan tetap menguntungkan untuk dilakukan.
11/28/2011
Strategi Diversifikasi dan Strategi Integrasi dalam Bisnis
Ada beberapa strategi bisnis yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko dalam bisnis diantaranya adalah strategi diversifikasi dan strategi integrasi.
• Strategi diversifikasi:
Strategi diversifikasi merupakan strategi pertumbuhan dimana perusahaan memperluas operasionalnya dengan berpindah ke industri yang berbeda atau menghasilkan produk yang berbeda/ bervariasi. Strategi diversifikasi dapat dilakukan pada bidang usaha yang terkait (Diversifikasi terkait /concentric) maupun bidang usaha yang tidak terkait (Diversifikasi tak terkait /konglomerat)
• Strategi integrasi :
Strategi integrasi dilakukan dengan memperluas operasi perusahaan dengan mengombinasikan perusahaannya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama dan melakukan hal yang sama dengannya. Integrasi dapat dilakukan melalui merger antar perusahaan dalam industri yang sama.
11/27/2011
Instrumen Pasar Uang di Indonesia
Selain Treasury bills (T bill), Comercial paper(CP), Repurchase agreement (Repo) dan Banker’s acceptance, beberapa instrument pasar uang lainnya yang biasa digunakan di Indonesia antara lain:
Sertifikat Deposito (CD)
Sertifikat deposito adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank. Sebagaimana Bank Acceptance, bunga sekuritas didapatkan dengan menggunakan diskonto. CD bisa diperdagangkan sebelum jatuh tempo untuk mendapatkan nilai tunainya.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. SBI diterbitkan oleh BI lebih ditujukan sebagai alat kebijakan moneter dimana tingkat suku bunganya ditentukan berdasarkan lelang yang dilakukan di Bank Indonesia. Jangka waktu SBI adalah 1,3,6 bulan dan 1 tahun.
Reverse repo
Reverse repo adalah merupakan kebalikan daripada Repurchase Agreement (Repo) yaitu membeli kembali efek-efek dan investor berjanji untuk membeli efek-efek dan investor berjanji untuk membeli efek-efek yang dimaksud pada harga yang telah disepakati pada yang telah disepakati pada jangka waktu yang telah ditentukan.
11/21/2011
Repurchase Agreement (Repo) dan Banker’s Acceptance (BA)
Selain Treasury Bill (T-Bills) dan Comercial Paper (CP), instrumen yang biasa dipergunakan dalam pasar uang adalah Repurchase Agreement (Repo) dan Banker’s Acceptance (BA). Repurchase Agreement (Repo) adalah transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Banker’s Acceptance (BA)/ Wesel tagih, merupakan salah satu instrumen pasar uang yang dapat dipindahtangankan. Pada prinsipnya wesel tagih/ BA memberikan alternatif untuk memperoleh kredit, terutama pada saat barang-barang dikapalkan untuk segera dikirim keluar negeri.
Karakteristik BA:
a. BA memberikan alternatif untuk memperoleh kredit
b. Jangka waktu akseptasi biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, dimana jangka waktu 90 hari yang paling umum
c. BA merupakan instrumen pasar uang yang berkualitas tinggi dan dapat diuangkan
- Digunakan dalam perdagangan ekspor-impor
Subscribe to:
Posts (Atom)